"Karena itu, sejak awal ketika saya sangat konsen dengan forum Human Capital, dan sekaran ini forum Humas, saya ingin individu yang ada di dalam punya visi dan sehati dengan kita, ini bukan politik. Ini kita menjaga daripada keseimbangan berbagai pihak. Dan kadang-kadang kita harus mengintervensi jika tidak ada keseimbangan," kata Erick Thohir.
Adapun tugas lain yang diemban forum Humas BUMN, memetakan cara pandang publik terhadap kinerja BUMN, dimana adanya pemikiran positif dan negatif.
Lalu, memetakan perusahaan yang fokus pada bisnis dan pelayanan publik. Proses ini akan didiskusikan bersama pemegang saham.
"Saya ingin menunggu peta yang kita sepakati berdasarkan transformasi BUMN bahwa mana yang sangat korporasi, mana yang sangat pelayanan publik, mana yang kedua-duanya terjadi," ungkap Erick Thohir.
Kemudian, melakukan brand positioning masing-masing perusahaan. Erick menilai langkah ini penting dilakukan untuk menghindari bentrokan kepentingan bisnis perusahaan di dalam ceruk pasar yang sama.
"Setelah peta, saya turunkan lagi masing-masing brand positioning daripada masing-masing perusahaan. Karena saya juga tidak mau yang namanya BRI, yang namanya Mandiri di kolam yang sama. Kan kita sudah bikin, begitu juga BNI, negitu juga dengan perusahaan BUMN lainnya, pasti ada brand positioning," tutur Erick Thohir.