Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan, pembentukan holding aviasi dan pariwisata tidak bertujuan menyelamatkan Garuda Indonesia dari tekanan likuiditasnya. Namun, pembentukan holding didasari pada penciptaan nilai secara kolektif dari seluruh anggota dan induk holding BUMN tersebut.
Erick Thohir mengakui, performa atau kinerja bisnis maskapai penerbangan pelat merah sudah mengkhawatirkan, bahkan sebelum pandemi Covid-19 terjadi. "Pembentukan holding tidak berdasar dengan tujuan penyelamatan Garuda, sebagaimana kita tahu, performa dan kondisi keuangan Garuda sudah mengkhawatirkan, bahkan sebelum pandemi Covid-19 terjadi (Indonesia)," ujar Erick dalam dokumen yang diterima, Jakarta, Senin (9/10/2020).
Dalam proses restrukturisasi dengan memasukan Garuda Indonesia sebagai anggota holding aviasi dan pariwisata pun diyakini tidak akan memberi dampak negatif kepada anggota holding yang lain.
"Seluruh inisiatif holding akan mempertimbangkan dampak ke seluruh anggota holding," katanya.