Proyek tersebut juga akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mengembangkan lebih banyak proyek panas bumi, melaksanakan pengeboran yang didukung pemerintah, dan menarik investasi sektor swasta yang sangat diperlukan guna mengembangkan daerah panas bumi baru.
Direktur Utama PT Geo Dipa Energi Riki Ibrahim memastikan kegiatan yang merupakan Proyek Strategis Nasional ini akan menyediakan listrik ramah lingkungan dalam jaringan Jawa Bali dan menurunkan emisi CO2 lebih dari 700,000 ton per tahun.
"Proyek ini juga akan menjadi pengalaman penting bagi pengembangan sektor energi panas bumi Indonesia dan berperan mendukung upaya pemerintah untuk menarik investasi sektor swasta di sektor ini dengan mengurangi risiko di tahap awal pengembangan proyek," ujarnya.
Selain itu, proyek infrastruktur energi yang disetujui di tengah pandemi penyakit virus corona baru (Covid-19) ini, akan membantu memastikan bahwa pemulihan ekonomi Indonesia akan ramah lingkungan, berkelanjutan, dan bertahan.
Saat ini, Indonesia diperkirakan memiliki potensi panas bumi mencapai 29 Gigawatt (GW) yang merupakan potensi panas bumi terbesar di dunia, dan mempunyai kapasitas terpasang panas bumi sebesar 2,1 GW yang merupakan terbesar kedua di dunia.
Operasi sektor swasta ADB telah lama mendukung berbagai proyek panas bumi di Muara Laboh, Rantau Dedap, dan Sarulla. Namun, pengembangan tenaga listrik dari panas bumi masih berlangsung lambat, terutama karena fase eksplorasi yang mahal, lama, dan berisiko tinggi.
Untuk itu, ADB akan membantu dalam menjadikan transisi energi bersih sebagai bagian penting pemulihan Indonesia dari pandemi. Proyek ini juga dapat menciptakan lapangan kerja bagi para pemasok barang dan jasa di industri panas bumi, minyak dan gas, yang terdampak Covid-19.