JAKARTA, iNews.id – Kementerian Perhubungan memastikan New Yogya International Airport (NYIA) atau yang kerap disebut Bandara Kulon Progo sudah didesain seoptimal mungkin supaya aman dari bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pemerintah bersama dengan PT Angkasa Pura I serta Badan Meteorologi, Klimatalogi dan Geofisika (BMKG) sudah melakukan studi mengenai kemungkinan terjadinya tsunami mengingat lokasi bandara yang berada di daerah Selatan Jawa yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Dari hasil studi tersebut, Menhub memastikan Bandara Kulon Progo aman dari tsunami
"Ketika kita ingin membangun, asumsinya dari BMKG dengan AP I menghitung secara detail, jadi jangan takut lagi Kulon Progo kena tsunami, karena kita sudah memperhitungkan," katanya dalam sebuah diskusi di Gedung BMKG Jakarta, Jumat (26/1/2018).
Selain itu, Mantan Direktur Utama Angkasa Pura II ini juga menyatakan, perhitungan juga dilakukan terhadap kemungkinan adanya gempa dengan perkiraan skala gempa terbesar yang belum pernah terjadi di Pulau Jawa. Hal ini untuk menunjukkan bahwa Bandara Kulon Progo benar-benar aman dari gempa.
"Kita hitung dengan skala 8,8 skala richter yang belum pernah terjadi di Jawa," katanya.
Menhub menambahkan untuk mencegah kemungkinan adanya bencana tersebut pihak yang bersangkutan juga telah memperhatikan berbagai hal khusus mulai dari desain bandara hingga penempatan alat-alat yang berpotensi membahayakan saat terjadi bencana.
"Kita siapkan bangunan, siapkan mitigasi yang dilakukan, misalnya listrik tidak boleh di lantai 1, di lantai 2. Lantai 1 dibiarkan, kalau tsunami air dibiarkan masuk ke dalam. Hal seperti ini yang kita siapkan lebih awal," ucap dia.
Dengan langkah ini, Menhub menilai bahwa anggapan masyarakat yang mengatakan bencana itu hukuman adalah salah. Pasalnya bencana bisa dikurangi dengan perhitungan-perhitungan yang detail.
"Jadi sebelum kita membangun (Bandara Kulon Progo), kita diskusi keras sekali, kita datangkan ahli-ahli dari Jepang. Jepang pun selama ini salah mengantisipasi. Tsunami itu diantisipasi dengan suatu benda yang besar. Tsunami biarkan saja lewat. Bukan saja tsunami, yang lain juga," tuturnya.