"Selama perang berlanjut, hal itu akan semakin buruk bagi Rusia, ekonomi Rusia, dan rubel," ucap Ahli Strategi Kedaulatan EM Senior Bluebay Asset Management.
"Menaikkan suku bunga tidak akan menyelesaikan apa pun, kecuali masalah inti, perang dan sanksi diselesaikan," tuturnya.
Gubernur bank sentral Rusia, Elvira Nabiullina mendapat pujian atas dalam menangani perekonomian sejak Rusia memulai apa yang disebut 'operasi militer khusus' di Ukraina. Namun, jatuhnya rubel dan inflasi yang tinggi membuat popularitasnya turun, terutama di kalangan nasionalis pro-perang.
Bank terakhir kali mengerek suku bunga darurat pada akhir Februari 2022 dengan kenaikan suku bunga menjadi 20 persen sebagai dampak dari pengiriman pasukan Rusia ke Ukraina. Bank sentral kemudian menurunkan biaya pinjaman menjadi 7,5 persen karena tekanan inflasi yang kuat mereda pada paruh kedua tahun 2022.