Ke depan, BI akan terus mencermati perkembangan dan prospek perekonomian baik domestik maupun global, untuk memperkuat respons bauran kebijakan yang perlu ditempuh.
Sebelumnya, ekonom sepakat memprediksi Bank Indonesia (BI) akan menaikkan suku bunga acuannya di Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini. Pasalnya, bank sentral Amerika Serikat (The Fed) diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuannya (Fed Funds Rate/FFR) juga bulan ini.
Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, suku bunga acuan BI akan naik sekitar 25-50 basis poin. Hal ini sebagai langkah antisipasi BI dalam menghadapi kenaikan FFR yang terjadi pada bulan ini.
"Iya (suku bunga acuan BI) naik 25-50 bps. Masih soal tekanan eksternal, Fed sudah hampir pasti menaikkan suku bunga akhir September ini (sebanyak) 25 bps," ujarnya.
Sementara, Ekonom Maybank Indonesia Myrdal Gunarto mengatakan, suku bunga acuan BI akan naik ke level 5,75 persen. Pasalnya, kenaikan ini diperlukan BI sebagai upaya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dari tekanan eksternal.
"Akan ada kenaikan sekali lagi dari BI untuk tahun ini ke 5,75 persen. (Untuk) menjaga stabilitas nilai tukar dari tekanan eksternal di pasar keuangan domestik," kata dia.