Adapun Perry menekankan pentingnya kebijakan reformasi struktural untuk mendorong sektor ekonomi yang dapat menyerap tenaga kerja. Upaya ini didukung oleh optimalisasi stimulus kebijakan makroprudensial dan akselerasi digitalisasi transaksi pembayaran yang sudah dilakukan BI.
Namun, ia juga mengingatkan tentang meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global, terutama terkait ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan konvergensi kebijakan moneter negara maju.
"Pertumbuhan ekonomi dunia pada 2024 diperkirakan tumbuh sebesar 3,2 persen dengan kecenderungan melambat, dan inflasi global menunjukkan tren penurunan," ujarnya.
Untuk itu, kata Perry, perkembangan ini memerlukan kehati-hatian dalam merumuskan respons kebijakan untuk memitigasi dampak rambatan global. Termasuk dalam mendorong aliran masuk modal asing dan memperkuat stabilitas nilai tukar guna menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi.