Bahlil mengatakan harga tanah di Vietnam maksimal hanya Rp1 juta hingga Rp1,1 juta per meter, atau bahkan gratis. Kondisi tersebut jauh berbeda dengan di Indonesia yang bisa mencapai Rp3 juta bahkan hampir Rp4 juta per meter.
Sebab itu, lanjut mantan Ketua Umum Hipmi itu, negara hadir melalui BUMN agar lahan bisa disewa dalam kontrak jangka panjang dengan harga kompetitif.
"Ke depan, strategi marketing kami adalah bagaimana kita menyampaikan ke calon investor bahwa ke depan kawasan industri Batang adalah solusi terbaik dalam mengurangi capex (belanja modal) mereka dalam konteks perolehan tanah untuk kawasan industri mereka," ujarnya.
Menurut Bahlil, sebagai mantan pengusaha dirinya menyakini kawasan industri Batang jadi solusi terbaik bagi calon investor untuk menemukan kawasan strategis. Selain lahan yang bisa disewa alih-alih dibeli seperti kawasan industri lain yang dikelola swasta, posisi Batang dan infrastruktur pendukungnya dinilai jadi poin plus.
Batang terletak tepat di tengah pulau Jawa antara Jakarta dan Jawa Timur. Selain dekat dengan rel kereta api, kawasan ini juga hanya 30 menit dari pintu keluar tol dan dekat dengan pelabuhan yang akan dibangun.
"Kita telah siapkan, silakan mereka (investor) memilih yang terbaik. Investor kan selalu mencari yang terbaik. Kendal, Brebes juga dihidupkan. Tapi kembali, investor mau pilih yang mana," kata Bahlil.