WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menawarkan kredit pajak untuk membujuk perusahaan Amerika agar bersedia memindahkan pabrik dan keluar dari China. Dia juga mengancam akan mencabut kontrak pemerintah dari perusahaan yang terus melakukan outsourcing pekerjaan ke China.
Tak hanya itu, dalam pidatonya pada Senin Trump berjanji akan menciptakan 10 juta lapangan pekerjaan dalam waktu 10 bulan dengan mengatakan, "kami akan mengakhiri ketergantungan kami pada China," dikutip dari BBC pada Selasa (18/8/2020).
Pengumuman itu muncul seiring ketegangan antara Washington dan Beijing yang semakin meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Hal itu juga menandai serangan terbaru Trump terhadap China, setelah ancaman yang diberikan kepada aplikasi TikTok, WeChat, dan perangkat Huawei dengan alasan teknologi dari Negeri Tirai Bambu itu mengancam keamanan nasional AS.
"Kami akan menciptakan kredit pajak untuk perusahaan yang mau menarik pabrik dari China dan kembali ke Amerika. Kami telah terbukti mampu membangun ekonomi terbesar dalam sejarah dunia, dan sekarang saya harus mengulangi itu lagi,” kata Trump.
Menjelang pemilihan presiden AS bulan November nanti, Trump terus meningkatkan kekuasaannya dalam menargetkan China. Pada pidatonya Senin, Trump menyebut akan mampu membuat obat-obatan dan persediaan penting untuk menghadapi pandemi Covid-19 di pabrikan AS secara mandiri.
Diketahui, banyak produk AS yang terkenal dibuat di China untuk konsumen Amerika sendiri, sebuah strategi bisnis yang dikenal dengan sistem outsourcing. Perusahaan publik AS yang paling bernilai seperti Apple, telah menggunakan perusahaan Taiwan bernama Foxconn yang juga memiliki pabrik di China untuk membuat sebagian besar perangkat iPhone terlarisnya.
Merek ikonik Amerika lainnya, termasuk Nike juga memiliki pabrik besar di China serta di negara Asia lainnya. Karena itu, China sering disebut sebagai pabrik dunia, tetapi pangsa ekspor globalnya saat ini dilanda sengketa perdagangan dengan AS dan diperparah pandemi Covid-19. Dengan begitu, banyak perusahaan besar dunia yang menutup pabrik untuk sementara dan menyebabkan gangguan rantai pasokan utama.