JAKARTA, iNews.id - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan uji coba penyuntikan vaksin Covid-19 kepada relawan dilakukan pada awal September 2020. Saat ini, pihaknya masih mencari relawan 1.620 orang dan ditargetkan akan terhimpun pada akhir bulan ini.
Ketika jumlah yang ditargetkan tercapai, maka pada awal September 2020 akan dilakukan penyuntikan uji coba. Namun, saat dikonfirmasi salah seorang wartawan terkait apakah Erick menjadi bagian dari orang yang disuntik vaksin Covid-19? Sontak Erick mengatakan, tidak.
"Kenapa? Oh, kala saya enggak etis, lebih baik relawan yang sesuai syarat yang sudah ditentukan. Bukannya enggak mau disuntik, Ya sebagai Menteri BUMN disuntik di belakang lah, biarkan maayarakat dulu baru kita. Masa kita duluan, ingat bukannya takut disuntik ya," ujar Erick, sambil melemparkan tawa, Jumat (7/8/2020).
Untuk diketahui, BUMN melalui PT Bio Farma tengah menyelesaikan uji klinis tahap 3 vaksin Sinovac asal China. Jika pelaksanaannya lancar dan tidak ada hambatan, pihaknya optimistis bisa segera memproduksi vaksin dan menyuntikkan 30 hingga 40 juta vaksin di awal 2021 kepada masyarakat Indonesia.
Erick menjelaskan, penyuntikkan tersebut nantinya akan membutuhkan kerja sama yang kompak antara Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, TNI, Polri dan Palang Merah Indonesia (PMI).
Ini karena kapasitas imunisasi vaksin di Indonesia berkisar antara 40 juta penyuntikkan. Di sisi lain, Indonesia membutuhkan vaksin untuk mengimunisasi 160 hingga 190 juta orang. "Kalau dua kali suntik jadi 320 sampai 380 juta vaksin. Kapasitas kita 40 juta per tahun, tiba-tiba sekarang harus 320 sampai 380 juta setahun, sesuatu yang impossible kalau kerja sendiri-sendiri," katanya.
Namun, hal tersebut harus dilakukan mengingat ekonomi Indonesia akan semakin terpuruk dan lebih lama bangkit bila masalah kesehatan semakin parah.