KUALA LUMPUR, iNews.id - Bank Sentral Malaysia merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 5 persen. Revisi ini setelah produk domestik bruto (PDB) pada kuartal kedua negara itu dirilis di bawah ekspektasi atau tumbuh 4,5 persen.
Mengutip Xinhua, Minggu (19/8/2018), Gubernur bank sentral Malaysia Nor Shamsiah Mohd Yunus mengatakan, pertumbuhan PDB semester pertama sebesar 4,9 persen lebih rendah dari ekspektasi. Dengan demikian, otoritas moneter merevisi turun pertumbuhan setahun penuh untuk mencerminkan gejolak global baru-baru ini.
Bank sentral sebelumnya memproyeksikan ekonomi Malaysia bisa tumbuh antara 5,5 persen hingga 6 persen tahun ini. Namun, di kuartal pertama ekonomi tumbuh 5,4 persen dari capaian sepanjang tahun lalu 5,9 persen.
Kuartal kedua ini ekonomi tumbuh lebih buruk sebesar 4,5 persen karena gejolak harga komoditas di sektor pertambangan dan pertanian. Sementara sektor jasa, manufaktur dan konstruksi menunjukkan pertumbuhan sebesar 6,5 persen, 4,9 persen dan 4,7 persen pada kuartal kedua. Adapun sektor pertanian dan pertambangan turun tajam dengan tumbuh 2,5 persen dan 2,2 persen.
Menurut Nor Shamsiah, pertumbuhan tahun ini akan didukung oleh belanja sektor swasta karena kebijakan tax holiday dari Juni hingga Agustus. Pemerintah Malaysia sejak Juni menghapuskan Pajak Barang dan Jasa, dan akan memperkenalkan kembali bentuk baru Pajak Penjualan dan Jasa pada bulan September.