JAKARTA, iNews.id - Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Dedi Mulyadi kembali menyoroti masalah kinerja perusahaan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog. Dia menilai Bulog gagal dalam melakukan tiga hal.
Pertama, kata Dedi, Bulog tak memiliki kemampuan menyerap gabah petani, sehingga para petani menjual hasil padinya ke tengkulak. Namun, seringkali tengkulak tidak semuanya memiliki modal yang cukup.
"Banyak tengkulak yang baru bisa membayar setelah penjualan, sehingga ada titik waktu banyak para petani kecil yang mengalami kekosongan keuangan, karena menunggu hasil gabahnya menjadi beras dan laku di pasar," kata Dedi, Rabu (24/3/2021).
Kedua, Bulog tidak pernah maksimal menyerap gabah petani. Menurut Dedi, daya serap Bulog itu rendah karena sering membeli beras di bawah harga tengkulak.
Misalnya, tengkulak membeli gabah dari petani Rp4.200 per kilogram, sedangkan Bulog hanya Rp3.800 per kilogram. Hal itu karena memang Bulog memiliki kehati-hatian dalam membeli gabah.
Selain itu, ujar Dedi, Bulog juga ternyata tidak mampu menjual beras. Hal itu bisa dilihat dari masih banyaknya stok lama yang tak bisa keluar.