Data Kementerian Keuangan Jepang menunjukkan, ekspor tumbuh 19,0 persen pada Juli dari tahun sebelumnya dan membukukan kenaikan 17 bulan berturut-turut. Kenaikan ini dipimpin pengiriman mobil tujuan AS dan pengiriman terkait chip yang terikat China.
Sementara, impor naik 47,2 persen pada Juli secara year-on-year ke rekor 10,2 triliun yen (76,06 miliar dolar AS) didorong oleh biaya minyak mentah, batu bara, dan gas alam cair. Catatan ini berdampak pada defisit perdagangan menjadi 1,4368 triliun yen pada Juli.
Hal ini menandai tahun penuh defisit perdagangan bulanan, di mana rekor terpanjang sejak penurunan 32 bulan hingga Februari 2015. Sementara, penurunan yen 23,1 persen dari tahun sebelumnya menambah biaya impor yang lebih tinggi.