JAKARTA, iNews.id – Pemerintah resmi merombak Direksi PT Pertamina (Persero) dengan mencopot Elia Massa Manik dari jabatannya sebagai Direktur Utama. Salah satu alasan perombakan itu terkait langkanya Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium di berbagai wilayah. Lantas, bagaimana kebijakan perusahaan pelat merah tersebut dalam penyaluran BBM Premium untuk saat ini?
Pantauan iNews.id di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di daerah Jakarta Barat, penyaluran pasokan Premium memang belum bisa dikatakan maksimal. Misalnya pada SPBU Batu Sari, Premium dalam sepekan hanya dipasok sebanyak tiga kali saja dengan jumlah 8 ton liter setiap pengiriman.
"Selama ini kita dibatasi tidak setiap hari Premiun disuplai. Seminggu ada tiga kali pengiriman, per hari 8 ton liter kalau seminggu 24 ton atau 24.000 liter," kata Supervisor SPBU Batu Sari, Agus Nugroho saat ditemui, Jakarta, Sabtu (21/4/2018).
Ia melanjutkan, pengurangan pasokan dimulai sejak Februari 2018 dan masih berlanjut sampai saat ini. Sebelumnya, pihaknya mendapatkan pasokan sebanyak 16 ton liter setiap harinya.
"Belum ada (kebijakan baru), sampai sekarang masih pakai yang ini. Sebenarnya penjualan bisa di atas 8 ton jadi kalau Premium habis ya kita tidak jual Premium tapi jual yang lain yang ada pasokannya," kata dia.