Berbeda dari tahun sebelumnya, penyaluran anggaran LPDB-KUMKM akan berfokus pada koperasi produktif. Hal ini dilakukan agar terjadi peningkatan daya saing UMKM dalam negeri dan diharapkan mereka mampu bersaing di pasar global.
"Khusus LPDB memang anggaran penyaluran di tahun 2020 ini Rp1,85 triliun itu 70 persennya akan disalurkan melalui koperasi produktif itu banyak sekali bergerak di sektor udang pisang dan sebagainya, akan kita sasar semua karena mereka punya komunitas di daerah. Kita coba koperasi besar di tiap daerah itu akan mengerjakannya," ujarnya.
Braman menjelaskan, pada 2020 beberapa indikator target LPDB-KUMKM telah dinaikkan, di antaranya adalah kenaikan porsi penyaluran sebesar 8,8 persen dari tahun 2019 menjadi Rp1,85 triliun dan kenaikan target penerima dana bergulir baik langsung ataupun tidak langsung sebesar 33 persen menjadi 10.000 UMKM penerima dana bergulir.
Selain itu, pada 2020 beberapa channel distribusi penyaluran pinjaman/pembiayaan juga akan digunakan, antara lain dengan memanfaatkan lembaga Fintech, BLUD, perusahaan penjamin dan kerjasama dengan jaringan off taker atau avalis yang telah ada.
"Target ekspor produk UMKM sementara ini masih 14,5, tapi tahun 2020 akan menjadi 18 persen. Non Performing Loan (NPL) tetap dibawah lima tapi kami turunkan menjadi 1,5 persen," katanya.
Adapun lima program prioritas yang dimiliki oleh Kementerian Koperasi dan UKM dalam rangka pemberdayaan Koperasi dan UMKM yakni memperbesar akses pasar baik di dalam negeri maupun di luar negeri, peningkatan kualitas produksi dan inovasi untuk meningkatkan daya saing produk dan jasa yang dihasilkan.
Program ketiga menyangkut agregasi pembiayaan yang menjadi solusi meningkatkan pertumbuhan Koperasi dan UMKM. Keempat yakni pengembangan kapasitas manajemen dan usaha Koperasi dan UMKM yang diwujudkan melalui pemberian konsultasi, pelatihan, dan pendampingan oleh para ahli. Program terakhir yakni kemudahan dan kesempatan mengembangkan usaha bagi Koperasi dan UMKM.