JAKARTA, iNews.id - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan akan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total mulai 14 September 2020. Rencana tersebut dinilai minim persiapan.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Piter Abdullah mengkritisi persiapan Pemprov DKI untuk menerapkan PSBB jilid II. Jika tak dibarengi persiapan yang baik, dia khawatir kondisi kesehatan dan ekonomi warga semakin parah.
"Kalau kita lakukan lockdown (PSBB) tapi nggak siap dari segi ekonomi dan kesehatan akan sangat membahayakan. Sementara energi kita sudah terkuras, kita sudah enam bulan dalam kondisi seperti ini," ujar Piter dalam webinar, Sabtu (12/9/2020).
Menurut Piter, keputusan Anies menerapkan 'rem darurat' berpotensi parsial. Pasalnya, Pemprov DKI tak berkoordinasi dengan kepala daerah lain, sehingga penerapan PSBB bisa tak efektif.
Piter menyarankan kepada pengambil kebijakan untuk memperkuat koordinasi agar masyarakat tak dirugikan. Tak hanya kepala daerah, Pemprov DKI juga harus berkoordinasi dengan pemerintah pusat, termasuk Bank Indonesia.
"Coba bayangkan kita masuk PSBB, sementara PSBB-nya tanda kutip mengulang lagi PSBB (transisi) yang lalu, tidak dijalankan dengan sungguh-sungguh dan tidak terkoordinasi karena hanya dengan pelaksanaan secara parsial, saya mengkhawatirkan kita celaka dua kali," ucapnya.