JAKARTA, iNews.id - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada kuartal kedua 2020 minus 5,32 persen. Pertumbuhan ekonomi yang negatif ini merupakan yang pertama kalinya sejak periode 1999.
Menanggapi itu, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, pemerintah akan lebih agresif dalam penggunaan anggaran yang akan dialokasikan untuk pertumbuhan ekonomi.
"Presiden (Jokowi) telah memutuskan akan memperlebar defisit menjadi 5,2 persen dari PDB. Ini menunjukkan agresifitas dari pemerintah untuk mengatasi dampak ini (Covid-19)," ujar Agus di Jakarta, Rabu (5/8/2020)
Menurutnya, satu-satunya cara untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19 adalah dengan memberikan stimulan yang berasal dari APBN. "Agar mentekel tekanan ekonomi tidak jatuh lebih dalam dibutuhkan anggaran untuk memberikan stimulus kepada pelaku usaha" katanya
Dia menambahkan, saat ini yang penting dilakukan adalah memperkuat demand side.
Kemudian, pemerintah akan membantu industri manufaktur dengan memberikan insentif.
"Dengan adanya insentif, diharapkan bisa membantu cash flow perusahaan industri manufaktur," ujar Menperin.