JAKARTA, iNews.id - Pandemi virus corona (covid-19) menekan perekonomian nasional. Data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 minus 5,32 persen.
Ekonom Bank BCA David Sumual mengatakan, pemerintah harus menggenjot lebih banyak anggaran belanja. Hal ini agar daya beli masyarakat tinggi dan bisa membuat pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga positif.
"Minusnya pertumbuhan ekonomi Indonesia ini harus menjadi perhatian pemerintah agar kuartal ketiga bisa tumbuh positif dan negatif. Makanya belanja pemerintah terus didorong agar mendongkrak daya beli konsumsi masyarakat," ujar David di Jakarta, Rabu (5/8/2020).
Dia melanjutkan, penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di berbagai daerah Indonesia telah menahan aktivitas perekonomian, salah satunya konsumsi rumah tangga.
"Kalau dilihat kan yang parah penurunan ada di Mei ketika PSBB terjadi di berbagai daerah nah itu transaksi nasional drop seperempat," tuturnya.
Sementara itu, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengungkapkan, kontraksi ekonomi membuat pemerintah harus menyiapkan strategi baru untuk menekan dampak yang lebih besar. Salah satunya, program bantuan sosial (bansos) yang dianggap masih kurang tepat sasaran.
"Yang paling penting itu bansos yang diberikan harus dilakukan segera kalau saat ini jika bansos digulirkan dan belanja pemerintah naik ini bisa menunjukkan perekonomian Indonesia bisa pulih sedikit," tuturnya.