Sementara itu, pada sisi konsumsi Pemerintah masih terkontraksi sebesar 2,9 persen (yoy), namun tumbuh 11,7 persen dibandingkan kuartal II 2022. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto pun menguat dari sebelumnya 3,1 persen di kuartal II menjadi 5,0 persen di kuartal III (yoy).
"Kinerja neraca perdagangan Indonesia juga masih kuat. Ekspor terus mencatatkan pertumbuhan yang tinggi, demikian juga impor tumbuh untuk mendukung kebutuhan pasokan produksi dalam negeri. Ekspor secara riil tumbuh 21,6 persen (yoy) di kuartal III 2022, sementara impor tumbuh 23,0 persen (yoy)," ucap Sri Mulyani.
Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi didorong oleh pertumbuhan positif seluruh sektor. Hal ini menunjukkan roda perekonomian kembali bergerak hampir merata di semua sektor ekonomi.
Pada kuartal III sektor manufaktur tumbuh sebesar 4,8 persen (yoy), pertumbuhan sektor hilirisasi sumber daya alam tumbuh kuat dengan industri logam dasar yang tercatat tumbuh 20,2 persen (yoy), serta industri tekstil dan pakaian jadi dan sektor alas kaki dan barang kulit masing-masing tumbuh 8,1 persen dan 13,4 persen (yoy).
"Kinerja perekonomian yang kuat dan selaras dengan kualitas pemulihan ekonomi terus terjaga ditandai juga dengan berlanjutnya perbaikan kondisi ketenagakerjaan di Agustus 2022. Secara umum, tingkat pengangguran konsisten menurun jika dibandingkan dengan periode Agustus 2021. Pertumbuhan ekonomi mampu menyerap tenaga kerja hingga 4,25 juta orang dalam kurun waktu Agustus 2021-Agustus 2022," tuturnya.