JAKARTA, iNews.id – Kementerian Perancanaan Pembanungan Nasional (PPN)/Bappenas mengatakan, ekonomi Indonesia saat ini tumbuh stagnan akibat tekanan eksternal dan kerentanan internal. Dari sisi dalam negeri, Indonesia telah melewatkan fase reindustrialiasi yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro memaparkan, sejatinya potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa bergerak di 5,3 persen. Namun, karena industrialisasi kurang bergerak, ekonomi hanya tumbuh stagnan di 5,1 persen.
"Indonesia saat ini belum kembali melakukan industrialisasi, sehingga Indonesia masih belum bisa meningkatkan perekonomiannya secara signifikan" kata Bambang dalam acara Kinarya ITB 83 Untuk Negeri di Energy Building Jakarta, Kamis (22/11/2018).
Bambang mengatakan, pada 2010-2012 angka pertumbuhan ekonomi Indonesia sempat mencapai angka 6 persen, karena adanya permintaan komoditas yang tinggi dari pasar global. Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama, karena sifat harga komoditas yang sangat volatile. "Kita pernah tumbuh 6,5 persen karena adanya komoditas. Tapi, komoditas ini umurnya pendek. 2013 komoditas berhenti booming," kata dia.
Berdasarkan data yang ia paparkan, sebelumnya Indonesia pernah mencapai angka pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi lagi, yaitu pada 1990 sampai krisis di 1998. Pada saat itu, angka pertumbuhan ekonomi menyentuh 7 sampai 8 persen.