Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020 minus 2,07 persen. Kontraksi ekonomi tersebut terjadi setelah krisis 1998 saat pertumbuhan ekonomi minus 13,16 persen akibat krisis moneter.
"Ini merupakan dampak dari pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia termasuk Indonesia, sejak 1998 untuk pertama kalinya pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi," kata Kepala BPS, Suhariyanto saat jumpa pers beberapa waktu lalu.
Secara kuartalan, Indonesia juga masih resesi. Pada kuartal IV-2020, pertumbuhan ekonomi minus 2,19 persen, melanjutkan tren kuartal sebelumnya yang minus masing-masing minus 5,32 persen (kuartal II) dan minus 3,49 persen (kuartal III).
Suhariyanto menyebut, Indonesia bukan satu-satunya negara yang ekonominya tertekan akibat pandemi Covid-19. Namun, secara agregat, ekonomi negara mitra dagang utama Indonesia pun ikut minus, kecuali China dan Vietnam yang tumbuh positif.