Erick juga menyinggung CSR pendidikan oleh BUMN yang selama ini bersifat tidak sinergis dengan ekosistem pendidikan. Menurut dia, BUMN semestinya tidak perlu membangun kampus sendiri, melainkan berkolaborasi dengan kampus yang sudah ada.
"Ngapain BUMN punya sekolah? Lebih baik sinergi dengan universitas yang ada. Apakah Pertamina dengan ITB, apakah BRI dengan UGM. Supaya bisa lebih upgrade dosennya juga supaya jadi universitas kelas dunia," ucap dia.
Meski demikian, Erick menekankan bukan berarti kebijakan CSR di Menteri BUMN sebelumnya adalah keliru. Dia hanya ingin menata ulang fokus kebijakan CSR BUMN agar lebih banyak dianggarkan pada sektor-sektor yang memang dibutuhkan oleh masyarakat.
"Ini kami refocus (memfokuskan ulang) saja, bukan berarti salah dan benar, tidak. Karena setiap 10 tahun itu ada terjadi perubahan paradigma baru. Apakah hari ini perusahaan-perusahaan IT seperti zaman dulu, sekarang perusahaan IT itu sudah besar-besar dibandingkan perusahaan yang lain," ucapnya.