Dia menjelaskan, bagian yang mendesak negara-negara maju untuk mewujudkan tujuan bersama dalam memobilisasi 100 miliar dolar AS per tahun untuk aksi melawan perubahan iklim di negara berkembang dari 2020-2025, dan deskripsi perang di Ukraina, juga tak mencapai kesepakatan.
Pembatasan penggunaan bahan bakar fosil menjadi topik yang panas sepanjang pertemuan, tetapi para pejabat G20 gagal mencapai kesepakatan untuk membatasi penggunaan terus-menerus dan saling berdebat terkait jalur untuk mengurangi emisi.
"Pentingnya melakukan upaya untuk menghentikan penggunaan bahan bakar fosil secara bertahap, sejalan dengan keadaan nasional yang berbeda, telah ditekankan," bunyi draf komunike yang diperoleh Reuters, Jumat (21/7/2023).
Pernyataan yang dirilis India sebagai presidensi G20 tahun ini pada Sabtu (22/7/2023) malam, menjawab kekhawatiran dari beberapa negara anggota bahwa beberapa negara lain memiliki pandangan berbeda tentang masalah yang akan digunakan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
Singh mengatakan, beberapa negara ingin menggunakan penangkapan karbon daripada pengurangan bertahap bahan bakar fosil, namun tidak menyebutkan nama negara G20 yang keberatan. Sejumlah negara penghasil minyak disebut-sebut menjadi pihak yang keberatan dengan pembatasan penggunaan bahan bakar fosil secara drastis.
Produsen bahan bakar fosil utama Arab Saudi, Rusia, Cina, Afrika Selatan, dan Indonesia diketahui menentang tujuan tiga kali lipat kapasitas energi terbarukan dekade ini.