"Saya percaya para UMKM artisan ini adalah local champion yang siap merajai pasar nasional bahkan kompetitif di level pasar global," ujar Teten.
Menurut Teten, saat ini transformasi digital UMKM adalah sebuah keniscayaan. UMKM digital telah tumbuh pesat yakni mencapai 19 persen dari populasi UMKM atau sekitar 12 juta. Padahal pada awal 2020, baru 8 juta pelaku atau 12 persen.
Teten memastikan pihaknya akan terus mendorong digitalisasi UMKM demi mengejar target 30 juta UMKM terhubung ke ekosistem digital pada tahun 2023.
"Ini target yang ambisius tapi optimis bisa tercapai," ucapnya.
Untuk itu, kata Teten, diperlukan literasi digital, pengembangan kapasitas SDM dan peningkatan kualitas produksi. Itulah sebabnya pada Gernas BBI Jabar ini, tidak fokus hanya pada aspek pemasaran, tapi SDM dan proses bisnis.
"Ini harus kita kawal. Itulah sebabnya rangkaian kegiatan BBI Jabar tidak hanya fokus pada aspek pemasaran, tapi aspek SDM dan proses bisnis," ujarnya.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan Jabar merupakan gudang kreativitas di Indonesia, karena selalu mampu menciptakan produk yang disukai masyarakat.
"Jabar gudang anak-anak muda kreatif, karena itu mari dukung untuk belanja produk unggulan UMKM Jabar yang penuh dengan kreasi dan inovasi, dengan semangat pemulihan ekonomi," kata Luhut.
Luhut juga mengapresiasi Gubernur Jabar yang telah memperkuat UMKM lokal masuk ke ekosistem digital. Salah satunya dengan hadirnya portal e-commerce borongdong.id sebagai wujud nyata dukungan kepada UMKM.
"Saya apresiasi peran dari Ridwan Kamil yang berpartisipasi memperkuat UMKM lokal masuk ekosistem digital," ucapnya.