JAKARTA, iNews.id - Perkembangan teknologi memang tidak bisa dielakkan. Begitu juga dengan jasa angkutan yang sudah bertransformasi ke arah digital (online).
Adanya jasa angkutan berbasis online memang menjadi ancaman bagi jasa angkutan dalam trayek (konvensional). Sekjen Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Organda Ateng Aryono mengatakan, saat ini, jumlah angkutan dalam trayek se-Jabodetabek hanya tersisa 42 ribu unit.
Kini, jumlah taksi online telah mencapai ratusan ribu lebih di kawasan Jabodetabek. Sementara, angkutan dalam trayek masih bertahan meski akhirnya dilibas oleh perkembangan angkutan berbasis online.
“Kita bertahan sampai sekarang saja sudah bagus. Tapi, kita tidak menutup kemungkinan adanya transisi. Contoh saja, Blue Bird sama Go-Jek, Ekspress sama Uber,” katanya Jakarta, Selasa (30/1/2018).
Dia menturukan, angkutan dalam trayek berpotensi bisa beralih sistem dengan adanya tuntutan perkembangan zaman. Ateng menjelaskan, dari 42 ribu unit angkutan dalam trayek se-Jabodetabek, 14 ribu di antaranya unit bus kecil (mikrolet), 15 ribu lebih angkutan lingkungan (bajaj dan becak).