"Jika India meningkatkan hambatan impor produk dari China, dengan cara seperti tarif yang lebih tinggi, maka orang-orang India dan pelaku usaha harus membayar lebih banyak untuk konsumsi mereka,” kata kepala ekonomi Asia di Oxford Economics Hong Kong Ltd., Louis Kuijs, dikutip dari Bloomberg Kamis (25/6/2020).
Selama ini, China adalah sumber impor terbesar bagi India, dengan pembelian utama pada barang elektronik, mesin industri, dan bahan kimia organik dengan nilai hampir Rp1.000 triliun pada 2019. Selama ini Beijing telah menikmati surplus perdagangan sekitar Rp714,2 triliun dengan New Delhi.
Perlunya langkah substitusi impor yang dimulai India dinilai harus dilakukan sejak adanya gangguan pasokan bahan baku dari China akibat Covid-19. Hal ini juga diperparah dengan bentrokan mematikan antara tentara dari kedua negara saat ini, yang tengah memperebutkan perbatasan di sepanjang Himalaya.