Ia melanjutkan, hal tersebut membuat anggaran negara yang dialokasikan untuk BPJS dihabiskan untuk membeli produk-produk impor tersebut. Pasalnya, industri farmasi dalam negeri masih belum mampu memproduksi barang-barang tersebut karena kurangnya ilmu pengetahuan dan teknologi belum memadai.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor Juli 2018 sebesar 18,27 miliar dolar AS tertinggi sejak Januari 2008. Dibandingkan dengan bulan Juni maka terdapat kenaikan 62,17 persen dari 11,26 miliar dolar AS.
Nilai impor tertinggi per sektor disumbang oleh konsumsi sebesar 1,72 miliar dolar AS naik 70,5 persen. Bahan baku sebesar 13,67 miliar dolar AS atau naik 59,28 persen serta barang modal diimpor sebesar 2,88 miliar dolar AS atau naik 71,95 persen.
Adapun impor barang konsumsi yang mengalami kenaikan pada bulan ini salah satunya adalah beberapa jenis obat-obatan. Sementara, bahan baku yang mengalami kenaikan yaitu beberapa bahan kimia potassium chloride dan bahan kimia organik untuk bahan baku farmasi.