Berikutnya adalah ketahanan sektor eksternal yang turut terjaga dengan baik yaitu ditunjukkan melalui surplus neraca perdagangan sebesar 21,7 miliar dolar AS.
Menurut Airlangga, hal tersebut menunjukkan bahwa ekspor Indonesia masih bergerak dengan didukung oleh beberapa produk manufaktur yaitu minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya, batu bara, logam elektronik, perhiasan, dan industri kertas.
"Itu beberapa sektor yang bisa menopang pemulihan perekonomian nasional," ujarnya.
Ia melanjutkan, sentimen positif juga terlihat pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang pada Januari 2021 membaik sehingga menunjukkan bahwa kepercayaan dari investor terhadap situasi Indonesia.
"Kita lihat juga terkait dengan rupiah dengan indeks 100 per 31 Maret 2020. Indonesia adalah salah satu negara yang mampu menjaga pergerakan nilai tukar dibandingkan dengan negara-negara lain," katanya. Oleh sebab itu, Airlangga optimistis bahwa perekonomian Indonesia tahun ini akan mampu tumbuh sekitar 4,5 persen sampai 5,5 persen yang akan didorong oleh berbagai kebijakan pemerintah.
"Tentunya, kita harap dengan apa yang diupayakan pemerintah untuk mengerem pandemi dengan pembatasan kegiatan masyarakat yang dalam dua minggu lagi sampai 6 Februari," ujarnya.