Gakoptindo, kata dia, akan menyasar negara-negara yang banyak ditinggali oleh WNI seperti Hongkong, Korea Selatan, dan Timur Tengah. Selama ini, Gakoptindo telah mengekspor tempe, namun dilakukan secara sporadis dan kualitasnya belum optimal.
"Kami pernah ekspor, tapi karena kelamaan di jalan jadi tempenya rusak, busuk," ucap Ayip.
Untuk itu, Ayip akan meminta dukungan dari pemerintah untuk dapat membantu menjaga kualitas tempe lewat teknologi dan melakukan pemasaran lebih baik. Saat ini, teknologi sudah dibantu oleh Kementerian Perindustrian yang diharapkan tempe bisa tahan hingga lebih dari setahun.
"Nanti kalau sudah dibantu oleh Kemendag (Kementerian Perdagangan), kami punya target 50 kontainer per bulan," kata dia.