JAKARTA, iNews.id - Inflasi pada Juli diperkirakan 0,05 persen (month of month/mom) atau 1,70 persen (year on year/yoy). Laju inflasi bulanan pada Juli cenderung melambat dibandingkan inflasi pada Juni sebesar 0,18 persen mom.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan perlambatan terjadi akibat masih terjadi deflasi pada komponen harga bergejolak. Di mana harga pangan, seperti bawang merah, bawang putih dan daging ayam masih menurun.
"Deflasi pada komponen harga pangan, seperti bawang merah, bawang putih, dan daging ayam masih mengalami penurunan, masing-masing -27,97 persen, -17,85 persen, dan -7,29 persen," ujar Josua, saat dihubungi di Jakarta, Senin (3/8/2020).
Dia menuturkan deflasi pada sebagian besar bahan pangan diakibatkan masih lemahnya permintaan masyarakat akibat pandemi Covid-19. Faktor utama inflasi adalah inflasi inti yang didorong kenaikan harga emas pada Juli sebesar 10,34.persen. Ini akibat kenaikan harga komoditas emas global, disertai dengan pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS.
"Inflasi inti yang didorong kenaikan harga emas pada Juli sebesar sebesar 10,34 persen, akibat kenaikan harga komoditas emas global, disertai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS," katanya.