Kenaikan suku bunga acuan 300 bps merupakan yang pertama sejak September lalu, di mana pada bulan tersebut merupakan akhir siklus pengetatan yang paling tinggi pada tahun 2022. Bank sentral ingin menurunkan suku bunga tahun ini dengan harapan inflasi akan mereda.
Namun, inflasi Argentina meningkat lagi dan mendorong tingkat kemiskinan mendekati 40 persen. Hal ini merugikan pemerintahan Presiden Alberto Fernandez yang makin tertinggal dari oposisi konservatif dalam jajak pendapat publik menjelang pemilihan pada Oktober.
Adapun, jajak pendapat bank sentral memperkirakan inflasi akan berakhir tahun ini sebesar 110 persen. Sementara, J P Morgan memperkirakan inflasi bisa mencapai 130 persen.
Dalam sebuah pernyataan, bank sentral mengatakan akan terus memantau evolusi tingkat harga umum, dinamika pasar pertukaran, dan agregat moneter untuk tujuan mengkalibrasi kebijakan suku bunga.