BUENOS AIRES, iNews.id - Ketidakpastian global yang tinggi menjadi badai yang menerjang negara-negara berkembang (emerging market).
Sejumlah negara seperti Venezuela, Argentina, dan Turki harus menghadapi krisis yang disebabkan jatuhnya mata uang. Untuk mengantisipasi nilai mata uang yang terus merosot, bank sentral harus menaikkan suku bunga acuan. Tujuannya, agar produk keuangan negara tersebut menarik bagi investor, baik asing maupun domestik.
Kendati demikian, kenaikan suku bunga juga berdampak negatif. Orang lebih suka menyimpan uangnya karena mendapatkan return yang tinggi. Akibatnya, investasi akan direm. Perusahaan mengurangi utang karena bunga pinjaman terlalu tinggi.
Bank sentral Argentina resmi menaikkan suku bunga acuan hingga 60 persen akibat nilai peso yang ambruk lebih dari 50 persen sepanjang 2018. Padahal, pada Januari 2018, suku bunganya masih 28 persen.
Berikut negara-negara yang menerapkan suku bunga tinggi:
DUNIA
1. Argentina 60 persen
2. Suriname 25 persen
3. Venezuela 20,81 persen
4. Haiti 20 persen
5. Iran 18 persen
6. Turki 17,75 persen
7. Ukraina 17,5 persen
8. Ghana 17 persen
9. Mesir 16,75 persen
10. Angola 16,5 persen
ASEAN
1. Myanmar 10 persen
2. Vietnam 6,25 persen
3. Brunei 5,5 persen
4. Indonesia 5,5 persen
5. Laos 4,25 persen
6. Filipina 4 persen
7. Malaysia 3,25 persen
8. Singapura 1,73 persen
9. Thailand 1,5 persen
10. Kamboja 1,4 persen