Ketua Tim Percepatan Proyek Baterai Kendaraan Listrik (Electric Vehicle/ EV Battery) Agus Tjahajana mengatakan, persiapan holding baterai listrik sudah dibentuk sejak Februari tahun 2020. Dalam rangka pengembangan ekosistem dan pembangunan EV battery di Indonesia, BUMN akan menjalankan tujuh tahapan penting, yakni mining, refining, precursor plant, cathode plant, battery cell, battery pack dan recycling.
"Jadi itu rangkaiannya. Tentu kalau mau buat baterai nanti harus tahu siapa yang mau beli. Kita tahu jumlah dari kendaraan listrik belum banyak dan masyarakat banyak yang belum tahu kendaraan listrik. Dari situ kita masuk ke tahap berikutnya," katanya.
Dia melanjutkan, dalam mengembangkan ekosistem baterai Indonesia membutuhkan mitra-mitra yang sudah memiliki pengalaman di bidang teknologi baterai. Paling tidak ada 11 perusahaan yang sudah berpengalaman dalam mengembangkan industri baterai kendaraan listrik.
"Kami mendapatkan ada 11 jagoan baterai di dunia, dan itu sekitar 5-6 bulan yang lalu kami dapat. Kita approach satu-satu. Ada yang bilang tidak tertarik, ada yang bilang sudah punya pabrik yang cukup. Paling tidak ada 2 yang serius dan kita sudah bekerja sama dengan mereka hampir tiap minggu berdiskusi dan mungkin ada satu pendatang baru yang mulai bertanya-tanya," tuturnya.