SEOUL, iNews.id - Kinerja ekspor Korea Selatan (Korsel) tumbuh kurang dari yang diharapkan pada bulan Maret, menambah kekhawatiran tentang melesetnya proyeksi permintaan global ke depan. Apalagi isu perang perdagangan Amerika Serikat (AS)-China akan memengaruhi ekomi global secara menyeluruh.
Mengutip Reuters, Minggu (1/4/2018), saat ini permintaan untuk chip memori dari Korsel meningkat di China dan Eropa pada Maret. Sementara, pengiriman ke AS turun di tengah kebijakan negara ini yang mendorong proteksionisme. Alhasil, suprlus dagang dari ini pun susut.
Ekspor Korsel Maret tumbuh 6,1 persen menjadi 51,6 miliar dari tahun sebelumnya. Capaian itu masih di bawah survei Reuters yang sebesar 7,5 persen, data pemerintah menunjukkan pada hari Minggu.
Impor meningkat 5 persen menjadi 44,7 miliar dolar AS, masih di bawah pertumbuhan ekonomi 6,2 persen. Dengan begitu, Korsel menghasilkan surplus perdagangan sebesar 6,9 miliar dolar AS, naik dari 3,2 miliar dolar AS pada bulan sebelumnya.
Secara kumulatif, ekspor Korsel tumbuh 10,3 persen pada Januari-Maret lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar 14,6 persen. “Pertumbuhan ekspor stabil, kemungkinan akan terus mencatat ekspansi satu digit. Namun, ada bahaya dari perang perdagangan global, risiko penurunan terhadap ekspor Korea,” kata Park Sang-hyun, ekonom di Investasi & Sekuritas di Seoul.