Kendati demikian, dia mengapresiasi inisiatif KAI yang membangun posko-posko penjagaan di daerah yang rawan bencana. Terutama di daerah yang riskan seperti di Jawa Barat bagian selatan, Jawa Timur yang terkadang terjadi banjir.
"Saya mengapresiasi KAI yang merupakan manajemen andal. Saya harap tetap konsisten mengerjakan tugas dengan baik," kata dia.
Sementara itu untuk lintasan sebidang atau jalur kereta yang berpotongan dengan jalan raya, banyak yang wilayahnya bukan milik KAI. Untuk itu dia meminta KAI berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat dalam mengantisipasi keamanannya.
"Karena kalau tidak ini akan membawa suatu masalah bagi kita semuanya," tuturnya.
Seperti diketahui, lintasan kereta api sebidang ini sering memakan korban jiwa karena minimnya petugas penjaga, palang kereta, dan rambu-rambu. Guna memastikan keselamatan perjalanan kereta api, KAI meningkatkan pengawasan di daerah-daerah rawan dan menyiagakan 188 tenaga daerah rawan ekstra dan alat material untuk siaga, menambah petugas penjaga perlintasan kereta api sebidang menjadi 873 orang, dan petugas pemeriksa jalur sebanyak 428 orang.
Selain itu, tenaga flying gank disiagakan 24 jam apabila terjadi rintang jalan atau kecelakaan kereta api.