Sebagai perbandingan, pembangunan LRT Manila di Filipina bisa menelan kocek sebesar Rp904 miliar per km, dan LRT Kelana Jaya Malaysia Rp807miliar per km. Selanjutnya, LRT Lahore di Pakistan Rp797 miliar per km dan LRT Dubai Uni Emirat Arab Rp1,026 miliar per km.
Kemudian, LRT Calgary di Kanada sebesar Rp2,197 miliar per km, dan LRT Houston di Amerika Serikat mencapai Rp688 mliar per km.
"Jadi kalau biaya per kilometernya Rp500 miliar dibandingkan lainnya harga kita cukup kompetitif," ujarnya saat ditemui di Preecast LRT Adhi Pancoran, Jakarta, Senin (14/1/2019).
Pundjung menambahkan, dalam melihat biaya seharusnya juga dilihat secara menyeluruh. Sebab, menurut dia, biaya Rp500 miliar dikeluarkan tidak hanya untuk membangun jalurnya saja melainkan teknologinya juga.
"Dalam menerima informasi cost harus paham dulu scope pekerjaannya apa, teknologi yang dipakai apa. Jadi cost tadi sudah mengandung cost untuk depo, biayanya enggak murah itu. Cost itu termasuk depo dan stasiun," katanya. (Rikhza Hasan)