"Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada di kisaran 5,1-5,7 persen yoy untuk tahun 2024, sementara inflasi berada dalam rentang 1,5 hingga 3,5 persen," ujar Said, dikutip di Jakarta, Rabu (16/8/2023).
Menurut dia, stabilitas tersebut dilandaskan pada faktor eksternal atas volatilitas harga komoditas yang relatif lebih rendah dibanding realisasi pada tahun 2022, serta faktor internal dari makin baiknya kinerja tim pengendali inflasi pusat dan daerah.
Sementara itu, suku bunga SBN 10 tahun diproyeksi menguat di level 6,49 persen sampai 6,91 persen. Sedangkan harga minyak bumi dunia diproyeksikan jauh lebih rendah di kisaran 75-80 dolar AS per barel. Kemudian, asumsi nilai tukar rupiah di Rp14.700–Rp15.200 per dolar AS.
"Proyeksi ini memang lebih optimis dari pokok-pokok pendahuluan RAPBN 2024 dari pemerintah," ungkap Said.
Sementara untuk target pembangunan disepakati tingkat pengangguran terbuka 5,0 persen sampai 5,7 persen, tingkat kemiskinan 6,5 persen – 7,5 persen, gini rasio 0,374 sampai 0,377, dan indeks pembangunan manusia 73,99 sampai 74,02, serta indikator pembangunan untuk nilai tukar petani 105 sampai 108 dan nilai tukar nelayan 107 sampai 110.