Terkait nilai tukar dan pasar modal, Airlangga menyebut keduanya secara global mengalami pelemahan, namun Indonesia dibandingkan per countries relatif masih aman.
Maka dari itu, perlu dilakukan beberapa kebijakan, antara lain bauran fiskal dan moneter, menjaga stabilitas nilai tukar, menjaga APBN, dan memonitor kenaikan harga logistik dan minyak.
"Sektor riil dampak depresiasi nilai tukar dan kenaikan ini salah satu yang dilihat dan tentu sangat berpengaruh terhadap impor dan efek eksportir mendapatkan devisa lebih banyak. Tentu plus minus harus diperhatikan," ucap Airlangga.
Pemerintah, lanjut Airlangga, terus melihat reform struktural dan menjaga ekspektasi investor serta juga memperkuat daya saing dan juga menarik investasi jangka panjang ke Indonesia. Menurutnya, kepastian kepastian tersebut harus tetap dijaga.
"Tentu nanti berbagai skenario sudah dibahas tentunya menjaga agar defisit berada di rentang yang diperbolehkan undang-undang," ujarnya.
Selain Airlangga beberapa menteri yang hadir antara lain, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri ESDM Arifin Tasrif, dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.