Pertamina selama ini menanggung beban atas keputusan pemerintah menahan harga Premium. Berbeda dengan BBM nonsubsidi, BBM penugasan seperti Premium menjadi domain pemerintah.
Pada akhir Januari 2018, Direktur Pemasaran Pertamina saat itu M. Iskandar menyebut, nilai keekonomian Premium untuk kuartal II-2018 mencapai Rp8.600 per liter. Angka tersebut jauh dari harga saat ini yang dijual Rp6.550 per liter.
Iskandar menyebut, Pertamina kehilangan potensi pendapatan (potential loss) hingga Rp3,9 triliun untuk dua bulan pertama tahun ini akibat menahan harga premium dan solar.