"Alarm peringatan perlu, karena masih banyak yang bekerja dengan cara lama. Bahkan kondisi darurat masih saja bekerja dengan biasa-biasa saja, belum berganti ke channel yang extraordinary," katanya.
Dia juga menyoroti kinerja mereka yang belum mengubah standard operating procedure (SOP) dari normal menjadi SOP yang penuh terobosan. Hal ini yang menyebabkan realisasi anggaran menjadi terlambat.
"Ini contohnya konstruksi, per November baru Rp40 triliun. Kalau misal jadi, barangnya kayak apa? Kalau bangunan ya ambruk, jembatan ambruk. Jangan sampai semuanya diulang-ulang, malah numpuk di akhir tahun," ucapnya.