JAKARTA, iNews.id - Bank Indonesia (BI) menyatakan pandemi virus corona (Covid-19) telah menekan ekonomi dunia termasuk Indonesia. Ini menyebabkan sejumlah negara masuk dalam resesi.
Deputi Gubernur BI Destry Damayani mengatakan krisis ekonomi 2020 sangat berbeda dengan krisis pada 1998 dan 2009. Krisis tahun ini disebabkan wabah virus, sementara 1998 disebabkan politik dan tidak berangsung lama.
"Jadi kalau kita lihat ya, krisis 1998 beda sekali dengan tahun ini. Tahun ini berat sekali tertekannya," ujar Destry dalam diskusi virtual di Jakarta, Senin (20/7/2020).
Dia menuturkan risiko resesi semakin diperparah dengan adanya gelombang kedua (second wave) Covid-19 dan meningginya tensi geopolitik antara AS dengan China.
"Data dari tiga lembaga internasional, 2020 hampir semua negara resesi dengan pertumbuhan -5 sampai mendekati -8 persen. Tensi geopilitik di AS, akan memengaruhi ekonomi dan politik global karena merupakan negara terbesar saat ini. Ini harus diwaspadai," kata Destry.
Dia menuturkan sinergi berbagi beban (burden sharing) antara Bank Indonesia dengan pemerintah masih terus berlanjut untuk menumbuhkan sektor riil. Ketahanan di sektor keuangan saat ini masih sangat baik.
Saat ini, BI konsen menjaga kepercayaan investor asing untuk memarkirkan dananya di Indonesia. "Pemulihan ekonomi ini kita terus lakukan bersama-sama, dengan adanya pemulihan kita bisa memperbaiki ekonomi Indonesia yang merosot," ujarnya.