Namun, Braman mengakui LPDB KUMKM tidak bisa berjalan sendiri tanpa pihak ketiga sebagai pihak penyalur dana bergulir. Karena itu, para mitra LPDB KUMKM (LKB, LKBB, dan koperasi) yang akan menyalurkan dana bergulir melalui kerja sama dengan inkubator universitas, termasuk pendampingan bagi para startup dan wirausaha pemula.
"Itu bagi wirausaha pemula yang sudah memiliki usaha minimal enam bulan dan maksimum tiga tahun, termasuk mahasiswa perguruan tinggi. Selain itu, harus memiliki pembukuan yang baik. Nilai pinjaman yang ditawarkan sebesar Rp50 juta hingga Rp250 juta," ujar Braman.
Bagi para startup dan wirausaha pemula yang sudah memiliki badan hukum (UD, CV, atau PT) bisa langsung berhubungan dengan LPDB KUMKM. "Bila melalui mitra LPDB, bunganya maksimal 9,5 persen. Tapi, bila langsung ke LPDB, bunganya sebesar 4,5 persen per tahun menurun," kata dia.
Untuk itu, Braman menyarankan agar Koperasi Mahasiswa (Kopma) Universitas Jember diperkuat dan diperbesar secara kelembagaan. Selain itu, koperasi bagi kaum milenial dianggap harus mampu masuk ke ranah ekonomi digital.
"Yang tak kalah penting, koperasi milenial berorientasi pada penciptaan lapangan pekerjaan baru atau job creation. Bukan seperti koperasi konvensional yang berorientasi pada layanan anggota. Oleh karena itu, koperasi wirausaha pemula merupakan model koperasi yang tepat untuk generasi milenial," tuturnya.