Fikri menyatakan, pengisian waduk dilaksanakan secara bertahap, dimana pada tahap 1 dilakukan penutupan pintu terowongan pengelak, pengisian awal tahap penggenangan dengan menurunkan pintu pengelak, dilakukan pemasangan pipa maintenance flow, dilakukan pekerjaan plugging 1.
"Selanjutnya, pada tahap 2 pengisian air waduk ke atas sampai dengan selesainya hidromekanikal, pemantauan terhadap instrumentasi dan kondisi timbunan, serta pekerjaan hidromekanikal. Terakhir, pada tahap ke 3 dilakukan pengisian air waduk sampai ke elevasi +145,50 hingga puncak mercu spillway," katanya.
"Bendungan Tapin dibangun dengan tipe Timbunan Batu Zonal Inti Tegak dan memiliki kapasitas tampung 70,52 m3. Dengan selesainya pembangunan bendungan ini akan berpotensi memberikan layanan irigasi di Kabupaten Tapin sebesar 5.472 hektare," ujar Fikri.
Keberadaan bendungan ini diharapkan juga dapat menyediakan air baku untuk wilayah Rantau yang menjadi Ibu Kota Kabupaten Tapin sebesar 500 liter/detik, mereduksi banjir sebesar 107 m3/detik, konservasi air (ground water recharge), destinasi wisata di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Tapin, dan sumber air untuk PLTA sebesar 3,30 MW. Pembangunan bendungan telah dimulai akhir 2015 dengan biaya sebesar Rp1,058 triliun.