JAKARTA, iNews.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai sektor jasa keuangan Indonesia masih terjaga stabil hingga Juli 2023. Menurut Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar hal ini didukung tingkat permodalan yang kuat dan likuiditas yang memadai.
Meskipun begitu, ia meminta agar tetap waspada karena kondisi tersebut berlangsung di tengah ketidakpastian global. Penyebabnya, tensi tensi dagang dan geopolitik yang meningkat, serta normalisasi harga komoditas global.
Mahendra menyoroti tingkat ekonomi global yang melemah dengan inflasi yang termoderasi secara luas, termasuk di Amerika Serikat.
“Perekonomian global secara umum terlihat melemah dengan inflasi termoderasi secara broad-based di tengah penurunan inflasi Amerika Serikat,” ucap Mahendra dalam Konferensi Pers RDK Bulanan, hari ini, Senin (5/8/2024).
Di dalam negeri, kinerja perekonomian nasional dinilai masih cukup positif dan cenderung stabil dengan tingkat inflasi yang terjaga, ditambah berlanjutnya surplus neraca perdagangan.
Namun, OJK menyoroti berlanjutnya tren penurunan harga komoditas yang telah memoderasi kinerja ekspor. Sejumlah faktor berpotensi mempengaruhi sektor jasa keuangan ke depan, mulai dari downside risk dari pelemahan perekonomian Tiongkok, tensi geopolitik yang masih sangat dinamis, serta fluktuasi harga komoditas ekspor utama.
“Oleh karena itu, lembaga jasa keuangan agar tetap mencermati faktor-faktor risiko tersebut secara berkala.” kata Mahendra.