JAKARTA, iNews.id - Kemampuan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) untuk membantu para penerima zakat (mustahiq) terdampak Covid-19 kini semakin terbatas. Hal lini sering bertambahnya jumlah kemiskinan yang diduga naik akibat pandemi virus corona.
Rekapitulasi mustahiq yang dihimpun BAZNAS Pusat pada 2019 mencapai 895.112 Kepala Keluarga (KK). Jumlah tersebut mayoritasnya adalah fakir miskin, sebanyak 79 persen dengan jumlah 708.227 KK.
Jika ditambah dengan jumlah data di BAZNAS provinsi, kota/kabupaten serta Lembaga Amil Zakat seluruh Indonesia, jumlahnya mencapai 5-6 juta KK. “Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin yang ada, dan tambahan baru akibat Covid-19 ini, saya kira kemampuan BAZNAS masih terbatas. Tapi paling tidak kami sudah berusaha memitigiasi risiko dampak pandemi ini,” ujar Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS Irfan Syauqi Beik dalam diskusi via daring, Jumat (8/5/2020).
Beberapa waktu lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, angka kemiskinan bakal naik akibat Covid-19. Per September 2019, penduduk miskin mencapai 9,22 persen atau 24,79 juta jiwa.
Dengan adanya pandemi ini maka penurunan angka kemiskinan mencapai 8,5-9 persen untuk 2020. Sementara itu mantan anggota DPR Abdul Hakam Naja yang juga hadir pada diskusi bersama BAZNAS tersebut menilai, saat ini adalah waktu yang tepat menyalurkan zakat.
Pasalnya, banyak orang yang menjelang hari raya Idul Fitri memberikan zakat, maka akan sangat membantu masyarakat miskin terdampak corona. Abdul berpendapat, sebaiknya BAZNAS dapat memetakan posisi mustahiq zakat yang terdampak corona.
Denga begitu, zakat yang dihimpun dapat diberikan sesegera mungkin dan tepat sasaran. “itu petanya saya rasa bisa seperti peta sebaran pasien corona, sehingga orang tidak memberi zakat kepada yang jaraknya terlalu jauh, yang dekat diutamakan,” ujar Abdul.