JAKARTA, iNews.id - Pelemahan rupiah yang telah mencapai level Rp14.000 per dolar Amerika Serikat (AS) dikhawatirkan memicu inflasi sektor transportasi. Sebab, dampak pelemahan ini sangat terasa pada transportasi udara yang suku cadangnya mayoritas merupakan barang impor.
Pengamat Ekonomi Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, kondisi ini akan menekan margin maskapai penerbangan seiring membengkaknya biaya operasional pesawat. Misalnya, seperti penggunaan bahan bakar avtur, biaya maintenance dan overhaul, serta komponen suku cadang yang sangat bergantung pada pergerakan kurs.
"Prospek keuntungan tahun ini kelihatannya akan tergerus. Ada kekhawatiran picu inflasi sektor transportasi juga," kata Bhima saat dihubungi iNews.id, Minggu (29/4/2018).
Apalagi dengan daya beli masyarakat kelas menengah yang sedang lesu sehingga tidak memungkinkan untuk menaikkan harga tiket. Di sisi yang lain sebentar lagi Lebaran di mana sebagian besar masyarakat yang ingin pulang ke kampung halaman sudah pesan tiket pesawat dua atau tiga bulan sebelumnya.
"Bahkan ada penawaran harga promo tiket juga. Kondisi ini akan menekan margin maskapai pesawat," ucapnya.