Untuk kereta cepat Jakarta-Bandung dengan kontraktor pelaksana PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), progresnya masih terus berjalan meski sempat ada kendala termasuk pandemi Covid-19. Kendati demikian, tidak ada perubahan perencanaan dan hanya ada penyesuaian yang dilakukan dalam proyek tersebut.
Sementara untuk kereta semicepat Jakarta-Surabaya, progresnya berjalan lambat karena masih terus berkutat dengan studi kelaikan yang dikerjakan bersama Lembaga Kerja Sama Internasional Jepang (JICA).
Ridwan menambahkan, terlepas dari siapa mitra strategis dalam megaproyek tersebut, keputusan utama tetap di tangan Indonesia. Tak kalah penting adalah manfaat transportasi yang nantinya terbangun.
"Menurut saya yang paling penting secara nasional skenario kita seperti apa terlepas kita bermitra dengan Tiongkok (China) misalnya Jakarta-Bandung atau sedang bermitra dengan Jepang untuk studi Jakarta-Surabaya. Namun keputusan ada di tangan pemerintah Indonesia," kata Ridwan.
"Maka yang paling penting sekali dia harus efisien dan kalau sudah terbangun nanti memberikan tawaran yang baik bagi masyarakat," ujarnya.