Agoes mencontohkan, pada awal tahun ini, Indonesia sudah mengalami dampak dari kenaikan harga komoditas energi, seperti minyak dan gas LPG. Hal itu berimbas juga pada harga komoditas turunan, seperti batu bara dan CPO.
Kenaikan harga minyak, gas, CPO dan batu bara, membuat pemerintah harus mengucurkan anggaran untuk subsidi, sekaligus untuk mengendalikan inflasi.
"Kalau saya lihat dampak ke ekonomi Indonesia lebih ke inflasi yang akan melambung. Jadi sebenarnya kuncinya bagaimana negara kita mengontrol inflasi," kata Agoes.
Apalagi kenaikan harga komoditas energi perlahan berimbas ke komoditas pangan, seperti kacang kedelai yang membuat harga jual tempe tahu di pasar melonjak.
Dia berharap, pemerintah dapat mengontrol kenaikan harga komoditas, sehingga dapat meredam kenaikan inflasi. Mau tidak mau pemerintah menaikan suku bunga, dan pasti banyak masyarakat yang beralih menggunakan investasi di dolar Amerika Serikat, emas dan aset, walaupun ada investasi baru kali ini yaitu kripto.
"Hanya dibandingkan sama kripto dimana Ukraina ini mempunyai hak besar, kalau perang pasti kripto akan terkoreksi turun. Pasti yang akan aman untuk investasi akan naik ini emas dan dolar AS karena di dukung The Fed menaikan suku bunga,"tutur Agoes.