Dugaan sementara terjadinya kecelakaan tersebut karena muatan berlebihan pada kendaraan-kendaraan yang tengah melintas. Saat ini pihaknya sudah menyerahkan kecelakaan tersebut ke polisi untuk diselidiki penyebabnya dan mengirim anggota komite untuk sebagai teknisi jembatan.
"Kalau tahun 75 dengan beban maksimum 70 ton. Kalau sampai 120 ton yang lewat. Itu baru quick assesment-nya," tuturny.
Sebelumnya, Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah VIII bergerak cepat mengangani jembatan Babat-Widang yang ambruk. Setelah menginvestigasi, mereka akan segera melakukan perbaikan untuk membangun ulang jembatan yang putus.
Kepala BBPJN Wilayah VIII I Ketut Dharmawahana memastikan, bila tidak ada kendala proses perbaikan jembatan memerlukan waktu 1,5 bulan. Ia menargetkan, pada H-7 lebaran seluruh perbaikan jembatan sudah selesai supaya saat lebaran tiba jembatan sudah bisa dilalui. Karena itu, dia berharap proses investigasi dan penyelidikan ambruknya jembatan bisa cepat selesai.
Pernyataan sama juga disampaikan Kepala Dinas PU Binamarga Provinsi Jawa Timur, Gatot Sulistyo Hadi, menurutnya perbaikan harus cepat dilakukan agar arus mudik lebaran tidak terganggu. Sebab, terlalu beresiko bila arus dari maupun menuju Tuban menggunakan satu jembatan yang ada.
Kendati demikian sebagai alternatif, jembatan bailey juga bisa digunakan. Namun, jembatan sementara tersebut juga tidak terlalu kuat sehingga tetap perlu kehati-hatian untuk menggunakan.