LONDON, iNews.id - Pemerintah Inggris dan Jepang menandatangani kesepakatan perdagangan bebas yang bertujuan meningkatkan ekonomi antar negara dengan nilai sekitar 15 miliar pound sterling. Itu menjadi pakta perdagangan besar pertama pasca-Brexit bagi Inggris.
“Ini adalah momen bersejarah, pakta besar ini akan membawa kemenangan baru bagi ekonomi dan bisnis Inggris di bidang manufaktur, makanan dan minuman serta industri teknologi,” ujar Sekretaris Negara untuk Perdagangan Internasional Inggris, Liz Truss dikutip dari BBC pada Minggu (13/9/2020).
Menteri Luar Negeri Jepang, Toshimitsu Motegi mengatakan, kesepakatan perdagangan tersebut akan disahkan pada Januari 2021 dengan persetujuan akhir dari parlemen Jepang. Dia menyebut, kesepakatan itu akan membantu membangun peluang baru bagi bisnis di seluruh Inggris maupun Jepang.
"Perjanjian yang telah kami negosiasikan dalam waktu singkat dan dalam situasi yang menantang ini jauh melampaui kesepakatan Uni Eropa (UE) yang ada, karena menjadi kemenangan baru bagi bisnis Inggris dalam industri manufaktur, makanan dan minuman, dan teknologi yang hebat," kata Motegi.
Berdasarkan kesepakatan, sekitar 99 persen ekspor antara kedua negara akan bebas tarif dengan fokus khusus pada sektor makanan dan minuman serta keuangan dan teknologi. Manufaktur suku cadang yang berasal dari Jepang juga akan mendapatkan keuntungan dari pengurangan tarif, sama halnya seperti pengiriman daging babi, daging sapi dan salmon Inggris.
Departemen perdagangan Inggris menyampaikan dalam pernyataan resminya, investor utama Jepang di Inggris seperti Nissan dan Hitachi akan mendapatkan keuntungan besar dari pengurangan tarif dan dengan prosedur regulasi yang efisien. Secara strategis, kesepakatan tersebut merupakan langkah penting dalam kemitraan trans-pasifik, yang menempatkan Inggris di pusat jaringan perjanjian perdagangan bebas.
Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson sempat mengatakan, momentum Brexit memberi Inggris kebebasan untuk mencapai kesepakatan perdagangan dengan negara lain di seluruh dunia. Para pemimpin bisnis menyambut baik perjanjian tersebut, kendati demikian mengamankan kesepakatan dengan UE tetap menjadi tujuan yang paling penting.